Rabu, 19 Mei 2010

UntuK Oliver YAng Ganteng←

EDIT YG BENER CUYYYY (iCha)


4. Komposisi Matakuliah
Bahan kajian atau pelajaran yang diberikan pada Program Sariana Fakultas Kehutanan berdasarkan sifat matakuliah dapat dikelompokkan menjadi :
a. Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawa kemasyarakatan dan kebangsaan.

b. Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu.

c. Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai.

d. Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bert ujuan untuk membent uk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai.

e Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya.

Berdasarkan penyelenggaraan matakuliah, maka bahan kajian dan pelajaran yang diberikan pada Program Sarjana Fakultas Kehutanan UGM dapat dikelompokkan menjadi matakuliah selanjutnya wajib dan matakuliah pilihan. Matakuliah wajib selain dibagi menjadi:

  1. Matakuliah Wajib Universitas untuk seluruh program sarjana di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Matakuliah ini terdiri dari matakuliah pengembangan kepribadian yang berlaku nasional, yaitu Agama, Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, dan matakuliah berkehidupan bermasyarakat, yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan salah satu ciri khas UGM.

  2. Matakuliah Wajib untuk sernua program studi, yaitu matakuliah vang harus diambil oleh sernua mahasiswa Program Sarjana seluruh Program Studi yang diselenggarakan oleh Fakultas Kehutanan UGM. Matakuliah wajib ini terdiri dari matakuliah fundamental berupa ilmu dan keterampilan dasar, dan matakuliah dasar ilmu kehutanan. Jumlah keseluruhan matakuliah wajib ini adalah 91 SKS.

  3. Matakuliah Wajib Program Studi, yaitu matakuliah yang harus diambil khusus untuk Program Studi tertentu dan dirancang untuk membentuk kompetensi dari Program Studi tersebut. Komposisi matakuliah wajib program studi ini akan menjadi ciri pembeda dari kompetensi masing-masing program studi. Jumlah matakuliah wajib program studi ini berkisar antara 46 48 SKS.

  4. Matakuliah Pilihan, adalah bahan kajian dan pelajaran yang pengambilannya menjadi kebebasan mahasiswa sesuai dengan minatnva setelah berkonsultasi dengan pembimbing akademik atau juga oleh pembimbing skripsi. Harapan dari kebebasan dalam menentukan kornposisi matakuliah pillhan ini adalah mahasiswa dapat merancang dan menemukan kompetensi yang hendak dicapai. Kebebasan di dalam mengambil matakuliah pilihan tersebut tidak hanya terbatas pada matakuliah pilihan yang disajikan oleh program studi yang diambil tetapi lebih dari itu, pengambilan matakuliah dapat lintas program studi dan lintas fakultas di dalam lingkup Universitas Gadjah Mada. jumlah matakuliah pilihan yang harus diambil berkisar antara 11 sampai 13 SKS.

5. Daftar Matakuliah
Matakuliah secara umum penulisannya terdiri dari Kode, Nama Matakuliah, SKS dan Prasyarat. Kode matakuliah yang ditawarkan di Fakultas Kehutanan teridiri dari 3 huruf dan 3 angka dengan satu spasi pemisah, misalnya : KTF 111. Untuk kode huruf, 2 huruf pertama menunjukkan identitas Fakultas. Huruf ketiga adalah petunjuk untuk program studi atau khusus untuk matakuliah yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa program studi huruf ketiganya adalah F yang berarti Fakultas. Huruf ketiga untuk masing masing program studi adalah: M, B, T, dan K yang berarti PS Manajemen Hutan, PS Budidaya Hutan, PS Teknologi Hasil Hutan, dan PS Konservasi Sumberdaya Hutan.
Tiga digit kode angka mempunyai arti bahwa digit pertama menunjukkan hirarki atau orde penyajian matakuliah. Angka 1 berarti matakuliah tersebut dirancang untuk disajikan pada tahun pertama, angka 2 untuk tahun kedua, angka 3 untuk untuk tahun keempat. Digit yang di tengah mempunyai arti ganda. jika kode hurufnya adalah M maka angka yang di tengah merupakan penunjuk program studi. Angka yang di tengah ini adalah 1, 2, 3, dan 4 sebagai kode untuk PS Manajemen Hutan, PS Budidaya Hutan, PS Teknologi Hasil Hutan, clan PS Konservasi Sumberdaya Hutan. Apabila kode hurufnya langsung menunjuk pada program studi, misalnya KTM, maka angka yang di tengah merupakan 51 representasi dari laboratorium/ studio yang menyajikan matakuliah tersebut. Digit ketiga merupakan urutan atau nomor matakuliah di program studi atau laboratorium/ studio.
Contoh :

K7 111

Matakuliah wajib sernua program studi untuk tahun pertama, disajikan oleh PS Manajemen Hutan, dengan nomor urut matakuliah 1

KTM 312

Matakuliah PS Manajemen Hutan untuk tahun ketiga, disajikan oieh lab. manajemen hutan, dengan nomor urut 2

Kode matakuliah yang diampu oleh pengajar dari fakultas lain di lingkungan Universitas Gadjah Mada tidak selalu sama dengan yang digunakan di Fakultas Kehutanan. Huruf ketiga, misalnya tidak selalu F, ada yang menggunakan huruf U. Adapun kode angka ada yang menggunakan 4 digit, dengan digit ketiga dan keempat merupakan nomor urut matakuliah. Khusus untuk matakuliah yang diselenggarakan oleh universitas biasanya diberi kode huruf UNU.
Satuan kredit semester biasanya ditulis dengan 3 digit dengan tanda kurung untuk 2 digit terakhir setelah dipisahkan dengan satu spasi. Angka pertama menunjukkan jumlah kredit total matakuliah tersebut. Angka kedua merupakan kredit untuk kuliahnya, sedangkan angka ketiga merupakan kredit untuk praktikum.
Prasyarat suatu matakuliah dirancang seminimal mungkin atau yang betul betul memang menjadi prasyarat. Prasyarat diklasiflkasikan menjadi dua, yaitu prasyarat substansi dan prasyarat waktu. Prasyarat substansi berarti suatu matakuliah menjadi prasyarat bagi suatu matakuliah berikutnya. Untuk dapat mengambil matakuliah yang mempunyai prasyarat substansi maka matakuliah prasyaratnya harus telah diambil sebelumnya lulus. Prasyarat substansi bertanda bintang adalah co-requisite, yang berarti dapat diambil bersama-sama tetapi tidak boleh mendahului Prasyarat, waktu mempunyai makna tahun ke berapa suatu matakuliah itu hendaknya diambil yang dicerminkan dengan kode angka matakuliah, yaitu angka pertama. Daftar matakuliah selanjutnya disajikan menurut statusnya, yaitu matakuliah wajib fakultas, matakuliah wajib program studi, clan matakuliah pilihan. Matakuliah yang menjadi wajib universitas digabung dalarn kategori wajib fakultas.

Daftar matakuliah Program Sarjana :
- Mata kuliah wajib semua program studi
- Mata kuliah Program Studi Manajemen Hutan
- Mata kuliah Program Studi Budidaya Hutan
- Mata kuliah Program Studi Teknologi Hasil Hutan
- Mata kuliah Program Studi Konservasi Sumber Daya Hutan






PERKEMBANGAN PRIBADI DAN SOSIAL

Tugas mata kuliah Psikologi Belajar Mengajar ini Disarikan dari buku Thomas L. Good dan Jere E. Brophy. Educational Psychology-Realistic Approach Chapter V Sosial and Personal development. Longman. New York dan London

PENDAHULUAN

Sebagai individu, manusia tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan suatu proses perubahan kuantitatif dalam diri individu, misalnya dari kecil menjadi besar. Sedangkan perkembangan merupakan suatu proses perubahan kualitas dalam diri individu. Pertumbuhan maupun perkembangan seseorang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan oleh banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya permasalahan dalam setiap tahap perkembangan dan cara mengendalikan permasalahan tersebut. Oleh karena itu tugas utama dari seorang pendidik adalah memberi fasilitas dan membantu anak dalam menghadapi masalah dalam setiap tahapan perkembangan.

PERBEDAAN FAKTOR GENETIK DAN FAKTOR LINGKUNGAN

Setiap proses perkembangan masing-masing individu memiliki pola yang khas, dimana tidak ada satu individu yang identik sama. Oleh karena itu, masing-masing anak akan tumbuh dan berkembang sebagai pribadi yang unik. Sebagai sebuah proses, perkembangan individu dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara garis besar, faktor yang mempengaruh seseorang adalah faktor genetik dan faktor sosial.
Faktor genetik merupakan faktor dalam diri individu yang diwariskan dari orang tuanya meliputi bakat, pembawaan, potensi-potensi psikis dan fisik. Sedangkan faktor sosial merupakan faktor dari luar individu meliputi kondisi lingkungan yang terjadi dalam proses perkembangan baik yang mendukung maupun tidak.
Pertentangan terjadi antara para ahli untuk menyatakan faktor mana yang lebih berpengaruh pada pembentukan karakteristik/perilaku individu.
Sebagai contoh adanya pengaruh genetic/hereditas dalam perkembangan adalah adanya perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin. Pada kenyataannya, anak laki-laki cenderung lebih aktif, memiliki inisiatif, agresif dan berorientasi fisik dalam memanipulasi objek. Sedangkan anak perempuan, cenderung pada mengobservasi lingkungan daripada memanipulasi objek, dan mereka lebih memperhatikan, mendengarkan dan verbalizing. Anak perempuan juga cenderung lebih matang secara fisik terutama pengendalian psikologis sehingga cenderung untuk berfungsi secara efisien.
Besarnya pengaruh genetic bukan berarti mengecilkan pengaruh lingkungan. Pada kenyataannya seorang anak yang aktif dan memiliki saudara atau anak tua lebih memilih menghabiskan waktunya dengan bermain adu fisik, tetapi anak yang tidak memiliki teman bermain menghabiskan banyak waktunya untuk mengamati/mempelajari lingkungan fisik. Kenyataan tersebut didukung oleh Hesmann dkk. 1984; Patterson dan stouthamer-Loeber. 1984; dan Steinmetz.1977 yang menyatakan bahwa anak laki-laki yang dibesarkan dilingkungan yang brutal/sadis kemungkinan akan memiliki tindakan yang mengarah pada perkelahian dan tindakan yang tidak menyenangkan terhadap temannya (bullying). Sedangkan Maccoby dan Martin, 1983; Rohner dan nielsen, 1978; Staub, 1979) menyatakan bahwa anak-anak yang sama tapi dibesarkan dalam lingkungan yang menyenangkan, akan lebih manusiawi, cenderung menjadi percaya diri, tapi tidak agresif dan cenderung menjadi pemimpin. Berdasarkan hal tersebut, meskipun pengaruh biologi/genetik dapat dipastikan membentuk perilaku individu dan sosial, pengaruh lingkungan berinteraksi dengan genetic pada akhirnya mempengaruhi kebiasaan.
Pada beberapa kasus, kedua faktor tersebut memiliki pengaruh yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh pada dua kasus berikut: seorang anak yang lahir sempurna (tanpa cacat) apakah dapat dipastikan akan menjadi seorang periang apabila lingkungan selalu mencela semua perbuatannya. Atau apakah seorang anak yang lahir dalam kondisi cacat juga dapat dipastikan akan menjadi seorang yang periang apabila didukung oleh lingkungan yang nyaman. Dalam hal ini tidak dapat dipastikan mana yang lebih berpengaruh.
Oleh karena itu, dalam hal pendidikan atau proses belajar mengajar penting untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu baik genetik maupun lingkungan. Sehingga pendidik dapat menentukan sikap dalam menghadapi permasalahan di setiap tahapan perkembangan individu.

TEORI TAHAPAN ERICKSON

Erickson mengidentifikasi bahwa terdapat 8 tahapan dalam siklus hidup, dimana 6 tahap berada pada sebelum dan masa sekolah (termasuk universitas). Masing masing tahap mengandung permasalahan utama dalam perkembangan, dan keberhasilan dalam mengendalikan permasalahan yang terlihat sebagai gangguan dalam perkembangan secara umum selama dan setelah tahapan.

Delapan tahapan tersebut adalah
1. Tahap I yang disebut juga tahap awal kehidupan/bayi
Pada tahap ini, permasalahan terutama pada rasa percaya dan tidak percaya. Pada tahap ini, individu memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi pada orang lain.
2. Tahap II yang disebut juga awal masa kanak-kanak (bawah tiga tahun)
Pada tahap ini, permasalahan terutama pada keinginan akan kebebasan (otonomi) melawan rasa malu dan tidak mau kalah. Pengalaman manusia yang terdapat disini adalah transisi dari diperlakukan sebagai bayi yang selalu membutuhkan pertolongan menjadi anak-anak yang mampu dalam pengontrolan diri dan kemudian diharapkan untuk mematuhi aturan yang diberikan. Jika sosialisasi diberikan pada waktu dan metode yang tepat, anak-anak kemungkinan akan menerimanya dengan mudah tanpa merasa kehilangan kebebasan mereka.
3. Tahap III yang disebut juga pertengahan masa kanak-kanak
Pada tahap ini, terjadi masalah dalam rasa inisiatif melawan perasaan bersalah. Pada tahap ini anak cenderung berorientasi pada perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan sehingga seringkali menunjukkan alat kelaminnya pada orang lain. Pengalaman pada tahap ini merupakan usaha membangun ketertarikan pada dirinya, termasuk ketertarikan untuk menunjukkannya pada orang lain. Pada tahap ini, anak-anak perlu diperlakukan dengan keramahan dan selalu diberi dukungan untuk membangun rasa percaya diri dalam mengambil tindakan bila menemukan sesuatu yang baru dan menunjukkan. Jika aktivitas tersebut dibiarkan, anak-anak kemungkinan akan mengembangkan perasaan malu dan bersalah dan pada akhirnya memiliki perasaan ketakutan akan kesalahan atau penolakan pada kebebasan dalam menentukan dan pencapaian tujuan.
4. Tahap IV yang disebut juga tahap akhir masa kanak-kanak
Pada tahap ini, permasalahan terutama pada ketekunan/kerja keras melawan rasa rendah diri. Pada tahap ini Erikson menekankan pada perubahan akbat pindah dari rumah ke lingkungan sekitar/tetangga, kelompok, dan sekolah.
Perubahan ini menimbulkan peran baru dan anak-anak biasanya termotivasi untuk memenuhi peran tersebut. Dalam kelompok, individu belajar untuk bekerjasama, berbagi, dan bersama dengan orang lain. Di sekolah berarti menyelesaikan tugas sekolah dan berperan sebagai murid.
5. Tahap V yang disebut juga tahap remaja/puber
Sehubungan dengan pubertas, Erickson menulis tentang permasalahan dalam pembuktian kemampuan diri dan kekacauan peran. Erickson menyadari bahwa krisis identitas pada sebagian besar remaja seperti mereka mulai mempertanyakan tentang keyakinan, perilaku/kebiasaan dan sistem nilai yang telah mereka lakukan selama ini tanpa berpikir.
6. Tahap VI yang disebut juga tahap awal dewasa
Permasalahan utama pada tahap ini adalah kekariban melawan pengasingan diri.
7. Tahap VII yang disebut juga tahap pertengahan dewasa
Permasalahan pada tahap ini adalah menyamaratakan melawan ketidakaktifan. Pada tahap ini, orang dewasa berperasaan bahwa mereka memliki kemampuan untuk memiliki anak dan mengasuh anak tersebut dengan keuntungan dan kerugiannya.
8. Tahap VIII yang disebut juga tahap akhir dewasa
Fase terakhir, penggabungan melawan keputusasaan menunjukkan pada tingkatan dimana orang yang berumur menilai kematian adalah hal nyata. Pada individu yang berpikir positif tentang kematian dan dapat melihat kebelakang tentang kehidupan dengan rasa puas, mereka akan merasakan bahwa mereka sukses, bahagia dan berguna. Individu yang tidak dapat memecahkan permasalahan ini akan merasa ketakutan atau menolak kematian pada akhirnya mereka merasakan bahwa hidupnya penuh kegagalan.

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN ANAK YANG EFEKTIF

Pengalaman manusia menunjukkan adanya tahapan perkembangan dan permasalahan akan dihadapi, kesiapan dalam merespon setiap permasalahan tergantung pada kualitas sosialisasi yang anak-anak peroleh, terutama kualitas orang tua di rumah. Berikut ini adalah prinsip-prinsip pembelajaran anak yang efektif sehingga diperoleh perkembangan anak-anak yang optimal:
1. Menerima anak sebagai individu
2. Berkomunikasi dengan ramah dan menciptakan hubungan yang bersahabat/baik
3. Metode yang digunakan dalam mengajarkan adalah perintah dengan memberi perhatian pada anak tidak hanya menerapkan disiplin saja.
4. Menerapkan aturan dan batasan yang jelas dengan masukan dari anak dan luwes dalam menanggapi.
5. Menunjukkan keinginan untuk memperhatikan anak yang melawan tanpa alasan “menyerah pada hukum”
6. Menjelaskan dengan alasan yang dapat diterima dan dapat dipercaya.
7. Penekanan utama pada aturan moral dan memberi perhatian pada dampak setiap tindakan.
8. Melaksanakan sebaik berbicara tentang sistem nilai

SOSIALISASI DALAM KELAS

Teori erickson tentang tahapan perkembangan individu sangat berguna bagi guru dalam menolong muridnyanya untuk dapat mengendalikan masalah di setiap tahapan perkembangan.
Sebagai contoh murid pada tingkat awal biasanya bergulat dalam krisis inisiatif melawan rasa bersalah dan ketekunan melawan rasa rendah diri. Pada tahap ini, guru dapat membantu anak-anak dengan rasa malu dan rasa bersalah melalui usaha untuk meyakinkan mereka untuk menemukan,cara dalam memuaskan keingintahuan mereka dengan menjawab pertanyaan, memberikan saran dan mengambil inisiatif. Selanjutnya, guru dapat mendukung murid bahwa kesalahan dan kerugian akibat kerja yang buruk adalah normal dan sudah diperkirakan bukan disebabkan oleh rasa malu dan rasa salah.

MEMBANGUN KONSEP DIRI POSITIF

Guru dapat menolong muridnya untuk membangun harga diri tinggi dan konsep diri positive dengan berkomunikasi positif dan memberi tanggapan yang positif. Terutama pada persepsi murid tentang kemampuan akademik mereka dan kecepatan perkembangannya. Konsep diri positif juga dapat dibangun pada kemampuan lain yang tidak secara langsung berhubungan dengan perintah. Beberapa murid memerlukan arahan dalam menerima penampilan fisiknya atau membangun kepedulian kepada yang lain (apa yang kamu pikir tentang perasaan dia saat kamu mengatakan itu padanya?), kepedulian sosial (apa yang orang lain pikirkan tentang kamu saat kamu mengecewakan dia).
Kemungkinan lain dalam menolong mereka untuk dapat mengendalikan dan membangun kekuatan/kemampuan mereka, menambah kepercayaan diri dan menutupi kelemahan, dan menerima keterbatasan.
Guru tidak memiliki kesempatan yang sama dengan orang tua untuk mempengaruhi murid karena keterbatasan waktu dan interaksi mereka terbatas pada peran guru dan murid. Felker (1974) menyarankan beberapa prinsip bagi guru yang ingin meningkatkan konsep diri sehat pada muridnya yaitu:
1. Menghargai dirimu sebagai contoh kekuatan diri untuk mencapai kesuksesan;
2. Menolong murid untuk dapat mengevaluasi diri mereka secara realistik;
3. Mengajarkan mereka untuk membuat tujuan yang dapat dicapai;
4. Mengajarkan mereka untuk menghargai diri mereka;
5. Mengajarkan mereka untuk menghargai orang lain.
Beberapa perlakuan akan menolong murid belajar untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengambil keputusan dalam mencapai kesuksesan. Felker menyarankan bagi guru yang mengajar remaja untuk:
1. Membiarkan mereka untuk membuat pilihan dan belajar untuk menerima semua konsekuensinya, tetapi dengan hubungan saling mendukung;
2. Menolong mereka untuk dapat mengendalikan pubertasnya dengan menjelaskan apa yang terjadi pada perkembangan fisik, sosial, dan emosi mereka;
3. Menolong mereka melihat dan menerima kenyataan bahwa beberapa keputusan merupakan pilihan yang mudah atau solusi yang sempurna, jadi negosiasi selalu terbaik.

PERKEMBANGAN MORAL/ETIKA

Anak tidak begitu saja tumbuh menjadi individu yang bermoral/beretika, kemampuan dalam menggunakan prinsip-prinsip etika sebagai arahan bagi kebiasaan sampai mereka masuk ke dunia nyata. Kadang-kadang selama tingkat dasar, mereka menemukan apa itu ketuhanan/agama yang biasa disebut “age of reason”. Yang ditandai dengan persepsi pengetahuan/identifikasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi pada saat ini.
Piaget (1932) salah seorang yang pertama kali mempelajari perubahan dalam etika individu yang diikuti perubahan dalam perkembangan pengetahuan. Piaget menyatakan bahwa anak-anak yang menjadi terlalu egois/mementingkan diri sendiri dan mengembangkan kemampuan pengetahuannya memerlukan pemikiran tentang keberadaan orang lain, mereka mulai mengerti konsep etika seperti keadilan.

TEORI TAHAPAN KHOLBERG

Kohlberg (1969, 1984) menyempurnakan pemikiran piaget dalam teori tahapan dalam perkembangan judgment etika. Beberapa tahun dia menggunakan kata yang berbeda-beda dan perubahan urutan dalam tahapan, tetapi kohlberg mengkasifikasikan 3 level dalam pemikiran tentang etika dengan 2 tahap dalam setiap level.

Level I: Etika Pra-konvensional
Individu pada level ini belum merasa puas terhadap perencanaan sistem konsep etika. Level ini terdiri dari 2 tahapan yaitu:
1. Heteronomous Morality
Individu cenderung egois, lebih memikirkan kesenangan pribadi tanpa memikirkan orang lain. Jika mereka memilih mengerjakan sesuatu yang tidak mereka senangi lebih disebabkan karena ketakutan akan hukuman bukan karena nilai pekerjaan atau kesenangan untuk hidup yang sesuai. Dengan kata lain, mereka berperilaku baik untuk menghindarkan diri dari hukuman.

2. Individualism
Individu lebih memilih konsep etika yang umum dan terutama yang berhubungan dengan pemenuhan dan pemuasan kebutuhan sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain, mereka mempunyai pendapat bahwa “ kamu pukul saya maka saya akan memukul kamu”. Individu dalam tahap 2 ini adalah anak-anak yang sedang berkembang, tetapi beberapa anak yang lebih tua dan orang dewasa (khususnya penjahat) tidak pernah keluar dari tahap ini.

Level II: Konvensional Etika
Individu yang berada pada level konvensional etika berpikir mendalam tentang sosialisasi yang mereka terima.
3. Keuntungan dari hubungan yang diharapkan, hubungan, nilai-nilai individu.
Anak-anak pada tahap 3 mengidentifikasi orangtuanya dan figur orang dewasa lainnya. Orientasi anak anak: berusaha menjadi seperti seorang yang terkenal dan hidup sebagaimana yang diharapkan, sebagai anak, saudara, teman dll. Mereka berusaha melakukan peran yang baik, menunjukkan kepercayaan dan loyalitas. Dengan kata lain mereka berlaku baik untuk memperoleh persetujuan orang dewasa bukan untuk menghindar dar hukuman. Individu yang berkembang dari tahap 3 ke tahap 4 berubah dari focus pada kesenangan orang lain menjadi orientasi yang lebih umum
4. Sistem Sosial dan Prinsip (Benar dan Salah).
Individu pada tahap 4, stress pada kebutuhan sosial dan pada pemenuhan kewenangan dan peraturan.
Pada umumnya, pelajar sekolah menengah dan atas berada pada tahap 3 dan 4 dalam tangggung jawab moralnya. Pada kenyataannya, mereka beranggapan hukum harus ditaati oleh semua orang.

Level III Pascakonvensional
Individu pada level pascakonvensional memiliki konsep moral yang lebih terintegrasi.
5. Sosial dan hak perseorangan
Individu mulai melihat hukum lebih fleksibel, perubahan hukum dan aturan dapat diterima jika masyarakat menyetujui sehingga orang dapat hidup damai. Mereka menyadari bahwa hukum dapat dirubah asalkan tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat/sosial dan nilai dasar seperti kebebasan dan keadilan. Pelanggaran hukum dan aturan dapat terjadi karena alasan-alasan tertentu
6. Prinsip-prinsip etika
Individu memiliki kejelasan konsep mengenai prinsip-prinsip universal seperti kejujuran, keadilan, dan harga diri manusia.
Sulit untuk membedakan tahap 5 dan 6 secara jelas. karena hanya sedikit orang yang mencapai tahap ini. Sebagai contoh menjadi orang yang mengetahui tidak hanya untuk mengajarkan moral tapi juga memiliki kemampuan untuk bangkit dan jika perlu menderita demi keyakinannya (contoh: Socrates, Jesus, Gandhi, Martin Luther King Jr.)

PENUTUP

Watak dan pribadi orang dewasa tidak terlepas dari pengalaman-pengalaman masa lalu, khususnya pada masa kanak-kanak. Hal ini menunjukkan bahwa, setiap periode perkembangan berhubungan dengan periode perkembangan sebelumnya. Secara tidak langsung, setiap periode perkembangan akan memberi makna tersendiri dalam pembentukan karakter/sikap masing-masing individu. Oleh karena, tidak ada individu yang memiliki karakter yang sama satu dengan yang lainnya. Dalam perkembangan, sangat penting bagi pendidik untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada anak didiknya, sehingga peran pendidik bukan hanya sebagai pengajar tetapi juga dapat membantu anak didik dalam melewati setiap tahap perkembangannya.



Nama Mata Kuliah Perilaku
Kode Mata Kuliah EKM 327 / 3 SKS
Semester -
Prasyarat
MANAJEMEN
PENGANTAR BISNIS
DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah ini bertujuan memberi pemahaman kepada mahasiswa secara konseptual
dan aplikasi mengenai pengaruh perilaku (behavioral) terhadap kinerja (performance)
dan produktivitas kerja pada tingkat individual, kelompok dan organisasi
TUJUAN MATA KULIAH
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui :
1. Fungsi dan perilaku manusia dalam organisasi sebagai acuan bagi usaha untuk
meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja dalam organisasi.
2. Pengembangan cara berfikir kritis (baik analitis dan integratif) dalam
mengevaluasi dan menggunakan konsep tersebut.
3. Melatih penerapan konsep perilaku keorganisasian melalui kasus-kasus
METODE PENYAMPAIAN
1. Kuliah
2. Presentase kelompok
3. Quiz
4. Tugas-tugas
BUKU REFERENSI
1. STHEPEN P. ROBBINS
2. JAMES L. GIBSON, JOHN. M. IVANCE VICH dan JAMES H. DOWAELLY Jr



Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
MataKuliah Keahlian Berkarya (MKB)
1. Tata Bahasa Inggris I (BAE101/2 SKS)
Membahas dan melatih penggunaan pola dasar kalimat bahasa Inggris termasuk bentuk pasif,
komponen utama kalimat serta kesesuaian di antaranya, konsep dan bentuk kala, adjektiva,
adverbial, preposisi, pronominal, dan determiner.
2. Tata Bahasa Inggris II (BAE 102 / 2 SKS)
Membahas dan melatih penggunaan bentuk kalimat majemuk setara dan bertingkat termasuk
penyesuaian kata, konyungsi, klausa nominal, adjectival, dan adverbial termasuk dalam fungsi
kondisional serta kasus indikatif dan subjunctif.
3. Tata Bahasa Inggris III (BAE 203/2 SKS)
Membahas kalimat tunggal dan kalimat majemuk dan menyesuaikannya dalam bentuk-bentuk
1 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
participle dan intifinitive, prepatory it, dan kalimat inverse.
4. Tata Bahasa Inggris IV (BAE 204/2 SKS)
Membahas kalimat majemuk lebih lanjut dengan penekanan khusus pada kalimat langsung
serta kesesuaian struktur antar kalimat dalam suatu wacana.
5. Membaca I (BAE 111 / 2 SKS)
Membahas dan melatih ketrampilan membaca wacana setingkat praintermediate extensive,
perbendaharaan kata-kata, ungkapan (idiom), dan teks-teks nonfiksi.
6. Membaca II (BAE 112/2 SKS)
Membahas dan melatih ketrampilan membaca wacana setingkat intermediate extensive,
perbendaharaan kata-kata, ungkapan (idiom), dan teks-teks nonfiksi.
7. Membaca III (BAE213 / 2 SKS)
Membahas dan melatih ketrampilan membaca secara efektif dengan memperhatikan kegiatan
prabaca, scanning, skimming, dan bangun gramatika untuk memahami hubungan antar
komponen wacana, setingkat pre-advance, serta ketrampilan mengatasi kata baru.
8. Membaca IV (BAE 214/2 SKS)
2 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
Membahas dan melatih ketrampilan membaca secara efektif dengan memperhatikan kegiatan
prabaca, scanning, skimming dan bangun gramatika untuk memahami hubungan antar
komponen wacana setingkat pre-advance, serta ketrampilan mengatasi kata dan ungkapan
baru.
9. Menyimak dan Berbicara I (BAE 131/2 SKS)
Membahas kemampuan memahami wacana lisan bahasa Inggris setingkat intermediate
dengan penekanan pada kemampuan mengidentifikasi kata dan kalimat serta hubungan
diantaranya dalam suatu dialog atau monolog penerapan materi yang dibahas dalam Grammar
I dan vocabulary I dan gejala fonologis bahasa Inggris khususnya fonem-fonem khas bahasa
Inggris stressrhythim, linking, dan intonation.
10. Menyimak dan Berbicara II (BAE 131/2 SKS)
Membahas kemampuan memahami wacana lisan bahasa Inggris setingkat intermediate
dengan penekanan pada kemampuan mengidentifikasi kata dan kalimat serta hubungan
diantaranya dalam suatu dialog atau monolog penerapan materi yang dibahas dalam grammar
II dan vocabulary II dan gejala fonologis bahasa Inggris khususnya fonem-fonem khas bahasa
Inggris stress-rhythim, linking, dan intonation.
11. Menyimak dan Berbicara III (BAE 233/ 2SKS)
Membahas kemampuan memahami wacana lisan bahasa inggris setingkat pre-advance
dengan penekanan pada kemampuan menginferensi gagasan dalam suatu dialog atau
monolog melalui penerapan materi dalam Grammar III dan pertimbangan kontekstual.
3 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
12. Menyimak dan Membaca IV (BAE 234/2 SKS)
Membahas kemampuan memahami wacana lisan bahasa Inggris setingkat advanced dengan
penekanan pada kemampuan mengiferensi gagasan dalam suatu dialog atau monolog melalui
penerapan materi dalam grammar IV dan pertimbangan kontekstual.
13. Menilis I (BAE 121/2 SKS)
Berlatih membuat kalimat dengan memperhatikan tenses, adjective phrases (clauses, adverbial
phrases) clauses, menggambungkan dua kalimat menjadi kalimat majemuk, membuat
karangan naratif/deskriptif yang sederhana.
14. Menulis II (BAE 121/2 SKS)
Berlatih mengembangkan kalimat topik menjadi paragrap, menyiapkan rancangan (outline) dan
menulis karangan sebagai penunjang untuk membuat karangan sendiri termasuk surat pribadi.
15. Menulis III (BAE 223/2 SKS)
Berlatih mengembangakan thesis statement beserta gagasan pendukung dalam mengarang
esai argumentative yang efektif dengan memperhatikan kesatuan, koherensi, tata bahasa serta
mekanika retorik ; melatih memberi gagasan pendukung dengan menggunakan metode
pengembangan retorik termasuk pemberian contoh, alasan, perbandingan dan pertentangan,
defenisi, division and classification, deskripsi dan narasi ; dan melatih membuat surat resmi,
4 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
siaran pers, teks faksimili dan teleks.
[halaman 1 dari 2]
16. Menulis IV (BAE 224/2 SKS)
Berlatih membuat karangan akademis dan laporan termasuk pendokumentasian/pengutipan.
17. Menulis V (BAE 325/2 SKS)
Berlatih menulis karangan akademik; serta melatih sentence skills dan permasalahannya
(subject-verb agremement, fragments, run-ons, misplaced and dangling modifiers, faulty
parallelism, worsiness, diction, variety, punctuation).
18. Pengantar Linguistik Umum (BAE141/2 SKS)
5 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
Membahas konsep-konsep dasar dalam linguistic seperti language, langue, parole, signife,
signification, value, dan hubungan sintagmatik serta paradigmatic baik pada tataran fonologis,
morfologis, sintaksis, ataupun semantic.
19. Pengantar Kajian Kesusastraan Inggris (BAE335/2 SKS)
Membahas ciri-ciri umum kesusastraan, baik dari Britania, Irlandia, Amerika, Australia, serta
Negara-negara persemakmuran; dan menjabarkan periodisasi kesusastraan serta
mengapresiasikan beberapa contoh karya dalam masing-masing periode.
20. Fonetik (BAE 151/2 SKS)
Membicarakan sistem bunyi-bunyi (consonant, vowels, semi vowels) dan symbol-simbol fonetik
serta melatih kemampuan mengucapkan bunyi-bunyian tersebut dengan benar.
21. Teori Terjemahan (BAE142/2 SKS)
Membahas pengertian menterjemahkan, hakekat bahasa , struktur semantic, jenis-jenis
terjemahan dan bagaimana mencari padanan yang paling tepat dalam terjemahan.
22. Kemahiran Berbahasa Inggris (BAE243/2 SKS)
Membahas penggunaan empat ketrampilan berbahasa Inggris (integrated), yaitu structure
bahasa Inggris, reading, listening, and speaking serta writing dalam bahasa yang sederhana.
6 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
23. Kemahiran Berbahasa Inggris II (BAE244/2 SKS)
Membahas kembali materi kemahiran berbahasa Inggris I dengan latihan kemampuan
menggunakan empat ketrampilan berbahasa Inggris (integrated), yaitu structure bahasa Inggris,
reading, listening and speaking serta writing dalam bahasa yang sederhana.
24. Kemahiran Berbahasa Inggris III (BAE345/2 SKS)
Membahas penggunaan empat ketrampilan berbahasa Inggris (integrated), yaitu structure
bahasa Inggris, reading, listening and speaking serta writing dalam bahasa yang
terdepan/maju.
25. Percakapan I (BAE253/2 SKS)
Membahas tentang teknik pengungkapan gagasan dalam bahasa Inggris dengan
memperhatikan materi dalam srukture III dan reading III serta pengucapan khas bahasa Inggris,
pola stress-rhytm, lingking, dan intonation.
26. Percakapan II (BAE254/2 SKS)
Membahas tentang pengungkapan dan teknik menganggapi gagasan dalam bahasa Inggris
dengan memperhatikan materi dalam structure IV dan reading IV serta pengucapan khas
bahasa Inggris, pola stress-rhytm, lingking, dan intonation.
7 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
27. Percakapan III (BAE355/2 SKS)
Membahas tentang teknik berbicara di depan umum tentang topic sehari-hari dan topic yang
muncul di media massa dalam bahasa Inggris dan menanggapi presentasi orang lain.
28. Percakapan IV (BAE 356/2 SKS)
Membahas tentang teknik dan langkah-langkah berkomunikasi yang memerlukan tanggapan
langsung (wawancara, debat, diskusi) melalui simulasi konteks tempat kerja dan forum formal
dan melatih membawakan acara, dan direct interpretation dari bahasa Indonesia ke bahasa
Inggris.
29. Surat-Menyurat I (BAE263/2 SKS)
Membahas types of letter, the layout of personal letters, the subject matter of personal letters,
example of personal letters; the layout of formal letters, formal inguiries, formal invitation and
request, form, al letter of complaint dan letters of application for jobs. termasuk jabaran dalam
menulis memo, email, dan faksimili.
30. Surat Menyurat II (BAE264/2 SKS)
Membahas type of letters, the layout of personal letters, the subject matter of personal letters,
example of personal letters; the layout of personal letters, formalinguiries, formal invitation and
request, formal letters of complaint dan letters of application for job. termasuk jabaran dalam
menulis memo, email, dan faksimili.
8 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
31. Terjemahan Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia I (BAE 273/2 SKS)
Membahas tentang teknik dan langkah-langkah menerjemahkan kalimat-kalimat bahasa Inggris,
baik yang tunggal maupun yang majemuk, dengan cirri-ciri gramatikal tertentu ke dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar, dan juga menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa
Indonesia denganmemperhatikan progresi pengembangan paragraph.
32. Terjemahan Bahasa Indonesia – Bahasa Inggris I (BAE283/2 SKS)
Membahas tentang teknik dan langkah-langkah menerjemahkan kalimat-kalimat berbahasa
Indonesia, baik yang tunggal maupun majemuk, ke dalam bahasa Inggris yang baik dan benar
dan juga menerjemahkan paragraph dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dengan
memperhatikan progresi pengembangan paragraph.
33. Terjemahan Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia II (BAE274/2 SKS)
Membahas tentang teknik dan langkah-langkah menerjemahkan wacana utuh tingkat
menengah dan menengah ke atas dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan
memperhatikan kaidah-kaidah dan kelaziman gramatikal dan retorika, baik dalam bahasa
sumber maupun bahasa sasaran.
34. Terjemahan Bahasa Indonesia – Bahasa Inggris II (BAE284/2 SKS)
Membahas tentang teknik dan langkah-langkah menerjemahkan wacana utuh tingkat
menengah dan menengah ke atas dari ke bahasa Indonesia ke bahasa inggris dengan
memperhatikan kaidah-kaidah dan kezaliman gramatikal dan retorika, baik dalam bahasa
sumber maupun bahasa sasaran.
9 / 10
Mata Kuliah Keahlian Berkarya (MKB)
Written by Administrator
Tuesday, 05 May 2009 04:30 - Last Updated Tuesday, 05 May 2009 08:01
35. Terjemahan Lisan (BAE365 / 2 SKS)
Membahas teknik dan langkah-langkah menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa
Indonesia dan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dengan menggunakan bahasa yang
sederhana secara langsung, dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan kelaziman gramatika
dan retorika baik dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran.
36. Pidato (BAE336/2 SKS)
Membahas jenis-jenis pidato dan struktur pidato yang baik serta teknik berpidato.
37. Kertas Karya (BAE/2 SKS)
Merupakan praktek penulisan karya ilmiah sebagai syarat kelulusan untuk menjadi ahli madya.
10 / 10


Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan

NONAMA MATA KULIAHDESKRIPSI MATA KULIAH
123
1Seni Pertunjukan IndonesiaMata kuliah ini membahas tentang asal-usul seni pertunjukan di Indonesia, serta perkembangannya.
2Literatur Karawitan Mata kuliah ini membahas tentang sumber-sumber tertulis, baik tentang ilmu karawitan maupun ilmu lainnya, yang dapat digunakan sebagai bahan rujukan, pendekatan atau landasan teoretis dalam suatu karya tulis (skripsi/karya seni).
3Sejarah KarawitanMata kuliah ini membahas keberadaan, kehidupan, serta perkembangan seni karawitan (Sunda) dari masa lampau hingga dewasa ini.
4Teori Dasar Musik BaratMata kuliah ini mempelajari dasar-dasar teori musik Barat.
5Metode Penelitian I-IIMata kuliah ini merupakan pengetahuan tentang metode atau cara kerja yang bersistem di lapangan, untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang objektif guna memecahkan permasalahan atau menguji hipotesis, sehingga dapat mengasilkan rancangan penelitian (proposal).
6Filsafat Seni I-IIMata kuliah ini membahas tentang pandangan kritis sedalam-dalamnya sampai ke akar yang terakhir mengenai sesuatu yang ada, khususnya untuk mengetahui dan mamahami ilmu dan seni.
7Sejarah Kebudayaan IndonesiaMata kuliah ini mempelajari pengertian tentang pengetahuan sejarah budaya bangsa Indonesia.
8SeminarMata kuliah ini dapat mengarahkan mahasiswa untuk mampu berbicara di depan forum, dan mampu mempertanggungjawabkan pendapatnya baik secara lisan maupun secara tertulis.
9Bahasa InggrisMata kuliah ini merupakan pengetahuan tentang metode dan teknik telaah bacaan bahasa Inggris serta penerjemahannya.
10Antropologi I-IIMata kuliah ini merupakan pengetahuan tentang manusia dan perilakunya yang diaplikasikan terhadap seni pertunjukan karawitan.
11Perbandingan SeniMata kuliah ini mengarahkan mahasiswa untuk mampu membedakan atau membandingkan suatu jenis kesenian dengan jenis kesenian yang lainnya.
12Kritik Seni I-IIMata kuliah ini mengarahkan mahasiswa untuk mampu mengkritisi seni yang diantaranya, baik secara lisan maupun tertulis.
13Sastra Lagu I-IIMata kuliah ini mempelajari bentuk dan cara untuk memahami dan membuat lirik (rumpaka) lagu sekar (vokal).
14Organologi I-IIMata kuliah ini membekali mahasiswa pemahaman yang mendalam akan sistem pengklasifikasian peralatan musik antar bangsa yang telah ada, dan mensintesiskan warna-warna suara berbagai peralatan musik guna mengembankan wawasan dan kreativitas karya cipta mereka.
15Akustika I-IIMata kuliah ini membekali mahasiswa dasar-dasar pengetahuan kokoh untk mempelajari secara sistemais teknik-teknik peningkatan kualitas auditif. Karya-karya rekam seni, sarana dan prasarana pergelaran karya-karya seni, dan penggunaan suaru ukur dan metode analisis pareameter akustik bagi pengembangan analisis kajian-kajian keilmuan seni.
16Teknik Penulisan Karya IlmiahMata kuliah ini membahas cara dan langkah-langkah pembuatan tulisan ilmiah, dalam upaya menyampaikan pikiran, gagasan, dan maksud kepada orang lain.

1 komentar:

  1. How to solve a rubik
    http://student.blog.dinus.ac.id/sasjepyusufal/2016/11/13/cara-mudah-menyelesaikan-rubik-3x3-untuk-pemula/

    BalasHapus