Kamis, 11 Maret 2010

A. Kajian Teori

Untuk melakukan kegiatan penelitian maka diperlukan pengetahuan yang baik dari peneliti. Peneliti dituntut untuk dapat menguasai terhadap bidang yang diteliti. Untuk dapat menguasai bidang yang diteliti maka peneliti harus banyak membaca dan mengkaji berbagai sumber baik itu buku, jurnal, laporan hasil penelitian, seminar-seminar, surat kabar atau majalah maupun internet dan sebagainya. Dalam mengkaji sumber pengetahuan, peneliti mencari dasar-dasar yang menjadi acuan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dalam mencari dasar-dasar acuan, peneliti melakukan pendalaman, penelaahan dan mengidentifikasi pengetahuan yang tidak terbatas hanya pada satu sumber saja tetapi dapat bervariasi. Kegiatan tersebut yang disebut sebagai kajian kepustakaan. Kajian kepustakaan dilakukan dengan tujuan mencari dasar pijakan untuk memperoleh dan membangun suatu teori, kerangka berpikir dan penyusunan hipotesis.

Setelah peneliti menetapkan variabel penelitian, maka langkah selanjutnya ialah mengembangkan kajian teori. Kajian teori harus disesuaikan atau relevan dengan variabel yang diteliti dan disusun secara teratur dan rapi untuk digunakan dalam penyusunan kerangka berpikir dan hipotesis. Teori-teori yang digunakan harus benar-benar teori yang sudah teruji kebenarannya. Banyaknya kelompok teori yang harus dikemukakan disesuaikan dengan jumlah variabel yang diteliti. Apabila dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel yang terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan sebanyak tiga kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan dua variabel independen dan satu variabel dependen. Apabila variabel-variabel penelitian tidak dapat dijelaskan dengan baik, menunjukan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks yang diteliti. Hal yang penting dalam kajian teori ialah bahwa didapatkannya konstruk atau bangunan pengertian dari suatu konsep yang dirumuskan sendiri oleh peneliti dari variabel yang akan diukur. Dalam konstruk tersebut terkandung pengertian konseptual, dimensi atau sub variabel, yang kemudian dijabarkan menjadi indikator-indikator.

Bagi para peneliti pemula atau para mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhirnya yaitu skripsi mempertanyakan berapa banyak jumlah sumber-sumber pustaka sebagai acuan dalam kajian teori. Sebenarnya tidak ada batasan berapa banyaknya jumlah sumber pustaka yang harus digunakan sebagai acuan. Semakin banyak jumlah sumber-sumber pustaka yang digunakan dalam kajian teori, maka semakin baik dan menguntungkan bagi peneliti. Hal ini dikarenakan akan ada banyaknya informasi yang diperoleh berkaitan dengan pembuatan kosntruk, yaitu berkenaan dengan dimensi dan indikator dari variabel yang dikaji. Dengan kajian teori yang banyak memudahkan peneliti memahami dan menentukan dimensi dan indicator atau pengukuran dari variabel yang dikaji. Namun teori yang menjadi acuan harus teori yang kuat. Dalam arti kebenaran telah teruji dan diakui secara universal.

Dalam penentuan dimensi dan indicator yang nantinya menjadi kaidah dalam penyususnan alat ukur (instrument) penelitian, maka dapat menggunakan dua pendekatan, 1) mensintesiskan teori-teori yang digunakan dalam kajian teori dengan mengambil sebagain dari teori-teori tersebut. 2) Mengambil salah satu teori sebagai acuan sebagai teori utama (grand theory).

B. Hipotesis


1. Pengertian

Setelah peneliti merumuskan permasalah dan melakukan kajian teori yang relevan dengan permasalahan secara mendalam terhadap berbagai sumber untuk menentukan anggapan dasar, maka langkah selanjutnya ialah merumuskan hipotesis.

Secara etimologi, hipotesis berasal dari dua suku kata yaitu 'hypo” yang berarti lemah dan “thesis” yang berarti pernyataan. Hipotesis berarti sebuah pernyataan yang lemah, atau kesimpulan yang belum final, masih harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Menurut Kerlinger (2004:30) hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Donal Ary, et. al (1985:76) ada dua alasan yang mendasarinya, yaitu:

  1. Hipotesis yang baik menunjukan bahwa peneliti memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dalam kaitannya dengan permasalahan.
  2. Dengan hipotesis dapat memberikan arah dan petunjuk tentang pengambilan data dan proses interprestasinya.

Secara fungsional hipotesis penelitian sangat penting dan apabila dinyatakan dengan tepat dan teliti, maka jawaban sementara dapat dipergunakan sebagai petunjuk analisis. Dengan adanya hipotesis, akan mempermudah bagi peneliti dalam mencari pemecahan permasalahan atas dasar pernyataan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, hipotesis harus selalu ada. Sedangkan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif biasanya tidak terdapat hipotesis.

Sedangkan menurut West (1977:26) suatu hipotesis yang baik memiliki ciri-ciri: 1) Bisa diterima dengan akal sehat; 2) Konsisten dengan teori dan fakta yang telah diketahui; 3) Rumusannya dinyatakan sedemikian rupa sehingga dapat diuji dan ditemukan salah benarnya; 4) Dinyatakan dalam perumusan yang sederhana dan jelas. 5) Harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.

2. Jenis-Jenis Hipotesis

Hipotesis dapat dibedakan berdasarkan penempatannya dan berdasarkan rumusannya. Adapun jenis-jenis hipotesis dijelaskan berikut ini.

    1. Berdasarkan Penempatannya

Berdasarkan penempatan atau posisinya, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Kedua hipotesis tersebut diuraikan sebagai berikut:

    1. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis penelitian biasanya ditempatkan pada bab kedua atau studi kepustakaan setelah kajian teori yang dinyatakan dalam bentuk kalimat. Hipotesis penelitian pada umumnya sama banyaknya dengan perumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan, karena hipotesis ini sifatnya hanya sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Misalnya, Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa.

    1. Hipotesis Statistik

    Hipotesis statistik biasanya ditempatkan pada bagian akhir bab ketiga atau bab yang berkaitan dengan analisis data. Hipotesis ini dinyatakan dalam bentuk simbol statistik. Hipotesis statistik hanya bekerja dengan menggunakan sebagian data yang diambil dari populasi atau data sampel. Apabila penelitian dilakukan terhadap keseluruhan anggota populasi maka tidak perlu ada hipotesis statistik. Hipotesis statistik bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menggunkan data yang diambil sebagian dari populasi atau data sampel yang hasilnya diberlakukan pada populasi. Berikut ini bentuk-bentuk hipotesis statistik.

    1. H0 : ryx = 0 2. H0 : P21 = 0 3. H0 : mA = mB

    H1 : ryx ≠ 0 H1 : P21 ≠ 0 H1 : mAmB

b. Berdasarkan Rumusannya

Berdasarkan rumusan dalam suatu penelitian, hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis nol (null hypotheses) dan hipotesis kerja (alternative hypotheses). Kedua jenis hipotesis ini diuraikan sebagai berikut.

1) Hipotesisi Nol

    Hipotesis nol menyatakan tidak adanya hubungan atau perbedaan antara variabel dengan variabel lain atau tidak adanya pengaruh variabel terhadap variabel lain. Hipotesis nol biasanya disingkat dengan H0.

    Contoh:

  1. Tidak terdapat hubungan yang positif antara iklim belajar dengan prestasi belajar.
  2. Tidak terdapat pengaruh langsung konsep diri terhadap motivasi berprestasi.
  3. Tidak terdapat perbedaan achievement goals antara mahasiswa yang diajar menggunakan metode diskusi dengan metode ceramah.

  1. Hipotesis Kerja atau Alternatif

    Hipotesis kerja atau disebut juga sebagai hipotesis alternatif menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara variabel dengan variabel lain atau adanya pengaruh variabel terhadap variabel lain. Hipotesis alternatif biasanya disingkat dengan Ha atau H1.

    Contoh:

  1. Terdapat hubungan yang positif antara iklim belajar dengan prestasi belajar.
  2. Terdapat pengaruh langsung konsep diri terhadap motivasi berprestasi.
  3. Terdapat perbedaan achievement goals antara mahasiswa yang diajar menggunakan metode diskusi dengan metode ceramah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar