Senin, 04 Oktober 2010

Tugas Bab 3 kelmpok2 sos N keHidupan Masyrkt(sosiologi)

Kelompok-kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat

A. PENGANTAR

Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, akan tetapi dia adalah makhluk yang telah mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia lain. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara lain menyakut kaitan timbal-balik yang mempengaruhi dan suatu kesadaran untuk saling tolong menolong Kelompok sosial mempunyai beberapa syarat antara lain:

1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.

2. Ada hubungan timbal-balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.

3. Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. faktor tadi dapat merupakan nasib, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama dan lain-lain.

4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.

5. Besistem dan berproses.

B. PENDEKATAN SOSIOLOGIS TERHADAP KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL

Seorang sosiolog di dalam menelaah masyarakat manusia akan banyak berhubungan dengan kelompok sosial, baik yang kecil seperti kelompok keluarga, ataupun kelompok besar seperti masyarakat desa, masyarakat kota, bangsa dan lain. hampir semua manusia merupakan kelompok sosial yang dinamakan keluarga. Walaupun anggotanya menyebar, tapi pada waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul. Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar-menukar pengalaman di antara mereka. Pada saat demikian, terjadi bukanlah pertukaran pengalaman semata, akan tetapi para anggota keluarga tersebut mungkin telah mengalami perubahan-perubahan, walaupun sama sekali tidak disadari. Saling tukar menukar pengalaman mempunyai peranan besar di dalam pembentukan kepribadian orang-orang yang bersangkutan. Manusia merupakan makhluk yang tediri dari jasmaniah dan rohaniah. Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Manusia mempunyai pola berpikir yang akan mempengaruhi sikapnya.

C. TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL

1. Klasifikasi Tipe-tipe Kelompok Sosial, dari sudut kriteria :

a. besar kecilnya jumlah anggota,

b. derajat interaksi sosial,

c. kepentingan dn wilayah,

d. berlangsungnya suatu kepentingan,

e. derajat organisasi,

f. kesadaran akan jenis yang sama, hubungan sosial dan tujuan.

g. tipe-tipe umum yang terdapat dalam kelompok sosial yaitu ;

- kategori statistic ; pengelompokan atas dasar cirri tertentu yang sama, seperti kelompok umur.

- kategori sosial ; kelompok individu yang sadar akan cirri-ciri yang dimiliki bersama. Misalnya Ikatan Dokter Indonesia.

- kelompok sosial seperti misalnya keluarga batih.

- kelompok tidak teratur ; yakni berkumpulnya orang-orang di satu tempat pada waktu yang sama, karena pusat perhatian yang sama. Misalnya, sekumpulan orang yang sedang anti karcis kereta api.

- organisasi formal ; setiap kelompok yang sengaja dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, dan telah ditentukan lebih dahulu. Contohnya, birokrasi.

2. Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu

Seorang warga masyarakat yang asih bersahaja susunannya, secara relative menjadi anggota pula dari kelompok kecil lain secara terbatas. Kelompok sosial yang dimaksud biasanya atas dasar kekerbatan, usia, seks serta atas dasar perbedaan pekerjaan atau kedudukan yang memberikan prestise tertentu sesuai adat istiadat dan lembaga kemasyarakatan. Keanggotaan pada kelompok sosial tidak selalu bersifat sukarela. Akan tetapi, dalam hal lain seperti bidang pekerjaan, rekreasi dan sebagainya, keanggotaannya bersifat sukarela. Suatu ukuran lainnya bagi si individu adalah bahwa dia merasa lebih tertarik pada kelopok-kelompok sosial yang dekat dengan kehidupan seperti keluarga, kerabat, dan rukun tetangga dari pada misalnya dengan suatu perusahaan besar atau Negara

3. In-group dan Out Group

In-group adalah kelompok sosial, dengan mengidentifikasikan dirinya. Sikap in-group pada umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota kelompok.Out-group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Sikap out-group selalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati. Perasaan in-group dan out-group atau perasaan dalam serta luar kelompok dapat merupakan dasar suatu sikap etnosentisme. In-group dan out-group dapat dijumpai di semua masyarakat, walaupun kepentingannyatidak selalu sama.

4. Kelompok Primer dan Kelompok Skunder

Kelompok primer/face to face adalah kelompok sosial yang paling sederhana, dimana anggotanya saling mengenal, dimana ada kerja sama yang erat. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu erat.

5. Paguyuban (Gemeinschaft) dan Patembayanan (Gesellschaft)

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan, ini bisa dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabat, rukun tetangga dan lain sebagainya. Cirri pokok dari paguyuban adalah (1) intimate ; hubungan menyeluruh yang mesra. (2) private ; hubungan bersifat pribadi untuk beberapa orang saja. (3) exclusive ; hubungn tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”. Tipe paguyuban ada 3, yaitu paguyupan karena ikatan darah, paguyuban karena tempat/wilayah yang sama dan paguyuban karena jiwa-pikiran yang sama.

Patembayan merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka serta strukturnya bersifat mekanis, biasanya terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbale-balik seperti ikatan pedagang, organisasi yang luas atau industry, dll.

6. Formal Group dan Informal Group

Formal group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya. Sedangkan informl group tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok ini biasanya terbentuk karena pertemuan yang berulangkali, yang menjadi dasar bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama.

7. Membership group dan Reference Group

Membership group merupakan suatu kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Sedangkan reference group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Antara ke dua nya ini agak sulit untuk dipisahkan. Misalnya seorang anggota politik yang kebetulan menjadi anggota DPR, DPR merupakan membership group baginya akan tetapi jiwa dan jalan pikirannya tetap terikat pada reference groupnya yaitu partainya. Ada dua tipe umum reference group yaitu ; (1) tipe normative yang menemukan dasar-dasar bagi kepribadian seseorang dan (2) tipe perbandingan yang merupakan pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadinnya.

8. Kelompok Okupasional dan Volunter

Kelompok okupasional merupakan kelompok yang terdiri dari orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis, misalnya muncul kelompok seprofesi. Sedangkan kelompok volonter merupakan mencakup orang-orang yang mempunyai kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat yang semakin luas daya jangkauannya tadi. Dengan demikian, maka kelompok volonter akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya secara individu, tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum. Kelompok volonter itu mungkin dilandaskan pada kepentingan primer mencakup kebutuhan akan sandang, pangan dan papan, kebutuhan akan keselamatan jiwa dan harta benda, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri, dan kebutuhan akan kasih sayang. Kebutuhan sekunder misalnya adalah kebutuhan akan rekreasi.

D. KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR

1. Kerumunan (Crowd)

Kerumunan (Crowd) adalah individu-individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk kerumunan :

1. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosisal :

a. khalayak penonton atau pendengar yang formal (formal audiences).

b. kelompok ekspresif yang telah direncanakan.

2. Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crouwds)

a. kumpulan yang kurang menyenangkan. Seperti orang yang menunggu bis dan antri karcis.

b. kerumunan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik, yaitu orang yang bersama sama menyelamatkan diri dari bahaya.

c. kerumunan penonton.

3. kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum ( lawless crowds)

a. kerumunan yang bertindak emosional

b. kerumunan yang bersifat inmoral seperti orang-orang mabuk.

2. Publik

Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interksi terjadi secara tidak langsung melalui alat/media komunikasi.

E. MASYARAKAT PEDESAAN (RURAL COMMUNITY) DAN MASYARAKAT PERKOTAAN (URBAN COMMUNITY)

1. Masyarakat Setempat (Community)

Istilah masyarakat setempat (community) menunjuk pada bagian masyarakat yangbertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang menjadi dasar utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota, dibandingkan dengan interaksi dengan penduduk di luar batas wilayahnya.

2. Tipe-tipe Masyarakat Setempat

Dalam mengklasifikasikan masyarakat-masyarakat setempat, dapat digunakan empat kriteria yang saling berpaut :

a. Jumlah penduduk

b. luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman,

c. fungsi-fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat

d. organisasi masyarakat setempat yang bersangkutan.

3. Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan

Masyarakat pedesaan biasanya ditujukan pada sekumpulan orang yang bertempat tinggal di daerah desa atau jauh dari daerah ibukota/perkotaan. Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan masyarakat pedesaan lain. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah perkotaan. Cirri dari masyarakat perkotaan antara lain kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan di desa dan lebih bersifat individulistis.

Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan. Sebab-sebab urbanisas dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu :

1. Faktor yang mendorong penduduk desa untuk urbanisasi seperti lengkapnya pusat hiburan dan adanya lapangan pekerjaan dan lain sebagainya

2. Faktor yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota seperti pendidikan lebih banyak di kota dan lain sebagainya.

F. KELOMPOK-KELOMPOK KECIL (SMALL GROUP)

Small group adalah suatu kelompok yang kecil/yang secara teoritis terdiri paling dari dua orang, dimana orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sendiri, penting baginya. Biasanya small group ini adalah hubungan persahabatan.

G. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

Keadaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial akan menyebabkan konflik antar kelompok sosial maupun sesame anggota kelompok sosial. Di dalam dinamika kelompok sosial mungkin terjadi perbedaan pendapat hingga menjurus pada sikap etnosentrisme antar kelompok atau anggota.



KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

Author: depepsi // Category: Uncategorized


A. PENDAHULUAN

Pada hakikatnya manusia diciptakan sebagai makhluk sosial dan individu.

Kita manusia tidak dapat hidup sendiri. Sebagai contoh, manusia pasti akan selalu berhubungan dengan hewan, namun antara manusia dan hewan itu pasti ada perbedaannya, yaitu:

MANUSIA

HEWAN

mempunyai alat fisik yang tidak memungkinkan untuk hidup sendiri tapi dengan alat fisik itu manusia mampu menciptakan sesuatu untuk mengatasi kekurangannya.

mempunyai alat-alat fisik yang memungkinkan dirinya hidup sendiri

  • Dalam hubungan antara manusia satu dengan yang lain adalah agaknya yang paling penting adalah reaksi yang timbul sebagai akibat dari hubungan itu.
  • Dalam memberikan reaksi, manusia cenderung untuk memberikan reaksi yang serasi dengan penyebab reaksinya karena sejak dilahirkan manusia sudah mempunyai dua hasrat atau dua keinginan pokok, yaitu:

1. keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya

2. keinginan untuk menjadi satu dengan alam sekelilingnya

ž Interaksi antara manusia dengan manusia yang lain itu akhirnya akan dapat membentuk kelompok sosial

ž Namun tidak semua bisa menjadi kelompok sosial, syaratnya:

  1. Setia anggota harus sadar bahwa dia adalah kelompok anggota yang bersangkutan
  2. Ada hubungan timbal balik
  3. Ada faktor yang dimiliki bersama
  4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku
  5. Bersistem dan berproses.


Rounded Rectangle: 5. Bersistem dan berproses

C. TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL

1. KLASIFIKASI TIPE-TIPE KELOMPOK SOSIAL

Diklasifikasikan dari dari beberapa sudut atau atas dasar berbagai kriteria ukuran.

Reserved: Adanya kepentingan dan wilayah yang samaRounded Rectangle: KEPENTINGAN DAN WILAYAH








Rounded Rectangle: DERAJAT ORGANISASI
Reserved: Tingkatan organisasi tersebut




PENJELASAN

* GEORGE SIMMEL

- Mulai dari bentuk terkecil, yang terdiri dari satu orang sebagai fokus hubungan sosial yang dinamakan monad, kemudian monad dikembangkan dari satu orang menjadi dua, tiga orang yang disebut dyad dan triyad.

- Contohnya: monad → individu → saya

dyad→ saya dengan ibu

triyad → saya, ibu, bapak

- Disamping itu, sebagai perbandingan, ditelaahnya kelompok-kelompok yang lebih besar. Analisis ini diteruskan oleh Leopold Von Wiese dan Howard Becker.

* FERDINAND THONNIES

- Pembagian atas dasar kelompok-kelompok, dimana anggota-anggotanya saling mengenal (face-to-face grouping) atau tidak saling mengenal.

- Contohnya: keluarga, rukum tetangga, desa → saling mengenal

Kota-kota, korporasi, negara→ hubungannya tidak sedekat yang di atas.

* STUART CHAPIN

- Mengembangkan teori Ferdinand Thonies, dengan memerhatikan tinggi rendahnya derajat kelekatan hubungan antara anggota-anggota kelompok social tersebut.

- Biasanya apabila dalam suatu kelompok tersebut ada suatu hubungan darah, maka kelompok sosial tersebut akan lebih lekat hubungan sosialnya, misalnya antara kita dengan ‘Om’ kita (adik ibu) akan lebih dekat hubungannya dibandingkan dengan kita dengan tetangga kita yang tidak ada hubungan darah dengan kita, meskipun kita berada pada suatu komplek perkampungan.

* KEPENTINGAN DAN WILAYAH

- Misalnya, masyarakat. Mereka mempunyai wilayah yang sama. Asosiasi, mereka memiliki kepentingan yang sama. Dengan adanya kesamaan itu maka akan timbul rasa menjadi bagian (anggota) dari kelompok social tersebut.

* DERAJAT ORGANISASI

- Berdasarkan tingkatannya, misalnya RT, RW, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi, Negara.

Dalam membicarakan kelompok sosial harus hindari paham prasangka:

Y kelompok-kelompok sosial merupakan lawan individu

Y Hanya dapat dimengerti jika dipelajari di dalam hubungan antara yang satu dengan yang lain (sebagai pasangan).

→ Hal tersebut perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pendapat-pendapat yang menyatakan bahwa bentuk-bentuk kelompok sosial tertentu seperti public dan kerumunan merupakan ancaman bagi kesejahteraan individu.

Hal ini bisa terjadi karena mereka menganggap, kalau kelompok sosial hanya bisa dilakukan dengan berpasangan, padahal yang namanya kerumunan dan publik, sifatnya tidak tetap. Jelaslah mereka tidak akan mendapatkan kesejahteraan, yang ada mereka hanya mendapat ancaman.

2. KELOMPOK SOSIAL DIPANDANG DARI SUDUT INDIVIDU

Biasanya dibedakan berdasar:

  1. Kekerabatan → Simanjuntak, Naiborhu, dll
  2. Usia → anak-anak, remaja, dewasa, orang tua.
  3. Seks → laki-laki, perempuan.
  4. Pekerjaan → guru, neleyan, petani, dll
  5. Kedudukan → lurah, pemimpin adat, dll

Terdapat derajat tertentu serta arti tertentu bagi individu-individu sehubungan dengan kenggotaan kelompok sosial tertentu sehingga bagi individu terdapat dorongan-dorongan tertentu pula sebagai anggota suatu kelompok social.

Misalnya saja seorang guru, guru dianggap sebagai orang yang terhormat, yang bertugas membentuk karakter baik pada anak didiknya. Dengan derajat (anggapan) bahwa guru adalah orang terhormat dan ditugasi dengan tugas yang sangat mulia itu, guru memiliki dorongan agar guru tersebut berperilaku baik dihadapan anak didiknya dan di hadapan masyarakat luas, karena tingkah laku guru tersebut dianggap teladan (contoh) bagi mereka.

3. INGROUP & OUT GROUP

Ingroup, adalah kelompok social dimana individu mengidentifikasikan dirinya.

Didasarkan pada faktor SIMPATI dan mempunyai PERASAAN DEKAT dengan anggota kelompok.

Out group, adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan ingroupnya.

Perasaan ingroup atau outgroup didasarkan dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding dengan kelompok lainnya.

Contohnya: dalam prodi psikologi ini kita sebagai ingroup, namun prodi hiperkes adalah outgroupnya.

4. PRIMARY GROUP & SECONDARY GROUP

Primary Group

Sifat - sifat:

1. Permanen dan akrab

2. Tujuan individu menjadi tujuan kelompok juga

3. Hubungan melekat pada kepribadian dan tidak dapat diganti orang lain

4. Inklusif artinya menyangkut seseorang secara menyeluruh

Secondary group

kelompok-kelompok yang terdiri dari banyak orang antara siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan pribadi

Sifat:

hubungan sekunder

pengabdian

pemenuhan kewajiban untuk mencapai tujuan

5. PAGUYUBAN DAN PATEMBAYAN

Paguyuban

ü Anggota diikat oleh hubungan batin

ü Bersifat alamiah

ü Kekal

ü Berdasar rasa cinta dan kesatuan batin

ü Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra

ü Private, hubungan bersifat pribadi

ü Eksklusive, hubungan hanyalah untuk kita saja

ü Contoh : keluarga, rukun tetangga, rukun warga, dll

TIPE PAGUYUBAN

  1. Karena ikatan darah, misalnya keluarga
  2. Karena tempat tinggal, misalnya rukun tetangga
  3. Karena jiwa pikiran.

PATEMBAYAN

  • Ciri-ciri
  1. Anggota diikat hubungan lahir
  2. Dalam jangka waktu pendek
  3. Bersifat belaka
  4. Mekanis
  5. Berdasar hubungan timbal balik
  6. Hubungan bersifat untuk semua orang

Contoh :

Ikatan antara pedagang, organisasi, dll

6. FORMAL GROUP DAN INFORMAL GROUP

Formal group adalah kelompok yang memiliki aturan tegas dan sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar sesama.

Contohnya: Organisasi

Kriteria rumusan formal group:

Keberadaan tata cara untuk memobilisasikan dan mengoordinasikan usaha-usaha yang mencapai tujuan berdasarkan bagian-bagian organisasi yang bersifat spesialisasi.

Menurut Max Webber, organisasi-organisasi yang dibentuk menurut cara-cara birokrasi mempunyai ciri:

    1. Pembagian kerja sehingga terjadi spesialisasi.
    2. Posisi-posisi dalam organisasi terdiri dari hierarki struktur wewenang.
    3. Sistem peraturan menguasai keputusan-keputusan dan pelaksanaan.

Informal group adalah tidak pempunyai struktur dan organisasi tertentu yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena bertemu berulang kali yang didasari oleh kepentingan dan pengalaman yang sama.

Contohnya: Klik

  1. MEMBERSHIP GROUP DAN REFERENCE GROUP

Membership merupakan suatu kelompok dimana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.

Reference group adalah kelompok-kelompok social yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.

Robert.K.Merton mengemukakan adanya 2 tipe umum reference group, yakni :

a) Tipe normatif (normative type)

b) Tipe perbandingan (comparasion type)

8. KELOMPOK OKUPASIONAL DAN VOLUNTER

Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggota memiliki pekerjaan yang sama.

Kelompok volunteer adalah kelompok orang yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan perhatian masyarakat.

D. KELOMPOK SOSIAL YANG TIDAK TERATUR

Ada bermacam-macam bentuk kelompok sosial yang tidak teratur, tetapi pada dasarnya dapat dimasukkan ke dalam 2 golongan besar yaitu

- KERUMUNAN (CROWD)

- PUBLIK

1. KERUMUNAN

Unsur-unsur yang menyangkut kerumunan :

kehadiran orang secara fisik

Ω Bersifat sementara (temporer)

Ω Tidak terorganisasi

Ω Identitas sosial tidak dipermasalahkan

Ω Kumpulan beberapa orang yang mempunyai tujuan yang sama

Cara membubarkan kerumunan

Ada dua cara membubarkan kerumunan :

  • Diperlukan usaha-usaha mengalihkan pusat perhatian
  • Dengan cara menakuti mereka

Menurut Kingsley Davis sering dikatakan bahwa kerumunan timbul dalam celah-celah organisasi sosial suatu masyarakat. Dengan demikian secara garis besar dapat dibedakan menjadi :

  • Kerumunan yang berguna bagi organisasi sosial masyarakat, timbul dengan sendirinya tanpa diduga sebelumnya
  • Pembedaan antara kerumunan yang dikendalikan oleh keinginan-keinginan pribadi.

KERUMUNAN BERARTIKULASI DENGAN STRUKUTUR SOSIAL

  1. Formal audience
  • Mempunyai pusat perhatian dan persamaan tujuan
  • Bersifat pasif
  1. Planned Expressive Group
  • Pusat perhatian tidak begitu penting, tetapi ada persamaan tujuan
  • Menghasilkan kepuasan
  • Berfungsi sebagi penyalur ketegangan-ketegangan yang dialami orang karena pekerjaan sehari-hari ( rekreasi )

KERUMUNAN YANG BERSIFAT SEMENTARA (CASSUAL CROWDS)

  1. Kumpulan yang Kurang menyenangkan ( inconvenient aggregations
  • Antar individu saling menghalangi tercapainya suatu tujuan
  1. Kerumunan orang2 yang sedang dalam keadaan panik ( panic crowds )
  • Dorongan dalam diri individu dalam kerumunan mempunyai kecenderungan yang mempertinggi rasa panic
  1. Kerumunan Penonton ( Spectators Crowds )
  • Tidak direncanakan dan kegiatan-kegiatannya pada umumnya tidak terkendalikan

KERUMUNAN YANG ERLAWANAN DENGAN NORMA-NORMA HUKUM (LAWLESS CROWDS)

  1. Kerumunan yang bertindak emosional ( Acting Mobs )
  • Berusaha mencapai tujuan dengan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
  1. Kerumunan yang bersifat Immoral ( Immoral Crowds )
  • Hampir sama dengan kelompok ekspresif, bedanya : kerumunan immoral bertentangan dengan norma-norma masyarakat

Bentuk-bentuk umum seperti diatas tidaklah lengkap dan sempurna. Lagi pula, suatu kerumunan mungkin mempunyai ciri-ciri dari beberapa bentuk kerumunan

2. PUBLIK

Unsur-unsur yang membentuk Publik

v Tidak merupakan kesatuan

v Interaksi terjadi secara tidak langsung

v Mempunyai pengikut yang lebih luas dan lebih besar

v Tak ada pusat perhatian yang tajam yang menyebabkan kesatuan tidak ada

v Memperhatikan identitas sosial

v Mengutamakan kepentingan pribadi

Untuk Memudahkan meyimpulkan publik tersebut, digunakan cara-cara dengan menggandengkan nilai-nilai sosial atau tradisi masyarakat bersangkutan, atau dengan menyiarkan pemberitaan-pemberitaan, baik yang benar maupun yang palsu sifatnya.

E. MASYARAKAT PEDESAAN ( RURAL COMMUNITY) DAN MASYARAKAT PERKOTAAN ( URBAN COMMUNITY)

1. MASYARAKAT SETEMPAT

  • Pengertian

Suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat hubungan sosial tertentu

  • Ciri-ciri
  1. Mempunyai wilayah tertentu
  2. Mempunyai ikatan solidaritas yang kuat
  3. Mempunyai logat bahasa sendiri
  4. Mempunyai cerita-cerita rakyat denagn variasi sendiri

seperasaan

  • Unsur-unsur perasaan komuniti sepenanggungan


saling memerlukan

2. TIPE MASYARAKAT

  • Klasifikasi masyarakat setempat menggunakan empat kriteria:
  1. Jumlah penduduk
  2. Luas, kekayaan dan kepadatan penduduk daerah pedalaman
  3. Fungsi-fungsi khusus masyarakat terhadap selurh masyarakat
  4. Organisasi masyarakat yang besangkutan

Kriteria tersebut digunakan untuk membedakan bermacam-macam masyarakat setempat yang sederhana dan modern serta masyarakat pedesaan dan perkotaan.

3. MASYARAKAT PEDESAAN DAN MASYARAKAT PERKOTAAN

MASYARAKAT PEDESAAN

MASYARAKAT PERKOTAAN

  • Hubungan yang erat dan lebih mendalam antar anggota
  • Berkelompok atas dasar kekeluargaan
  • Hidup dari pertanian dan perkebunan
  • Sangat tergantung pada tanah
  • Bekerjasama untuk mencapai kepentingan yang sama
  • Cara bertani sangat tradisional dan tak efisien
  • Pengendalian sosial masyarakat sangat kuat
  • Sulit sekali mengubah jalan pikiran
  • Bersifat materialistis dan memperhatikan kedudukan sosial
  • Egois dan faktor kepentingan sangat berperan
  • Kecenderungan ke arah duniawi
  • Perubahan sosial jelas terlihat

URBANISASI

Adalah proses perpindahan/berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.

  1. Faktor pendorong penduduk desa meninggalkan daerahnya (push factors)
  1. Di desa lapangan kerja umumnya kurang
  2. Kaum muda mudi merasa tertekan oleh adat istiadat yang monoton
  3. Di desa tidak banyak kesempatan untuk menambah pengetahuan.
  4. Perkembangan tempat rekreasi sangat lambat.
  1. Faktor penarik penduduk desa pindah ke kota (pull factors)
  1. Anggapan bahwa di kota banyak pekerjaan
  2. Lebih banyak kesempatan mendirikan perusahaan dan industri yang lain di kota.
  3. Kelebihan modal di kota lebih banyak daripada di desa.
  4. Kota dianggap memiliki tingkat kebudayaan lebih tinggi.
  5. Pendididkan (terutama pendidikan lanjutan) lebih banyak di kota.
  1. Akibat urbanisasi
  1. Timbulnya tempat tinggal baru di pinggiran kota.
  2. Warga desa yang meniru gaya kehidupan orang kota, yang disebut ubanisme.
  3. Meningkatnya tuna karya
  4. Masalah perwismaan dalam kota yang semakin padat.

F. SMALL GROUP

Suatu kelompok yang terdiri dari paling sedikit 2 orang yang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan tertentu dan menganggap hubungan itu sendiri penting baginya

KEUNTUNGAN SMALL GROUP

  1. Individu sebagai bagian kelompok yang juga merupakan bagian dari masyrakat secara keseluruhan
  2. Dipergunakknya metode baru dalam meneliti kelompok sosial
  3. Kepentingan percobaan-percobaan ilmiah
  4. Para peneliti ikut serta dalam kelompok sosial yang diteliti
  5. Adanya golongan-golongan masyarakat yang kreatif, untuk membedakannya dengan masy yang cenderung menjauhkan diri dari persoalan kemasyarakatan

G. DINAMIKA KELOMPOK SOSIAL

Kelompok-kelompok sosial yang berkembang bukan merupakan kelompok-kelompok yang statis. Setiap kelompok sosial pasti mengalami perkembangan serta perubahan, hal ini yang dinamakan dinamika kelompok sosial.

Hal ini dapat terjadi karena:

  1. Berubahnya struktur kelompok sosial
  2. Pergantian anggota kelompok
  3. Perubahan situasi politik, sosial, ekonomi.

Masalah dinamika kelompok juga menyangkut gerak atau perilaku kolektif. Dan itu bisa menjadi suatu tindak agresif.

SEBAB SEBAB SUATU KOLEKTIVA MENJADI AGRESIF

  1. Frustasi dalam jangka waktu yang lama
  2. Tersinggung
  3. Dirugikan
  4. Ada ancaman dari luar
  5. Diperlakukan tidak adil
  6. Menghadapi masalah-masalah kehidupan yang tidak agresif

Dinamika sosial yang diharapkan adalah DINAMIKA YANG PROGRESIF MENUJU KEMAJUAN DAN KESEJAHTERAAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar